Analisa Suhu Udara Ruang Pengering dan Pindah Panas yang Terjadi pada Mesin Pengering Biji Kopi Tipe Rotary Hybrid

Kopi salah satu komoditas unggul di Indonesia baik untuk kebutuhan dalam Negeri maupun luar Negeri. Salah satu produsen kopi berada di Desa Cilumping Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap. Kopi yang dihasilkan oleh kelompok tani desa tersebut sudah sempat ditampilkan di Jerman. Salah satu kendala yang dihadapi kelompok petani kopi adalah ketika proses panen kopi, cara pengeringannya masih dilakukan secara manual. Proses pengeringannya mengandalkan energi matahari sebagai sumber utama untuk pengeringan. Cara ini menjadi tidak efektif ketika musim penghujan tiba. Salah satu upaya adalah melakukan pengeringan buatan menggunakan mesin pengering biji kopi. Prinsipnya yaitu memberikan energi panas tambahan dari panas hasil pembakaran biomassa pada tungku biomassa yang dialirkan ke ruang pengering. Perhitungan analisis teknik dan analisis perpindahan panas menjadi faktor fundamental untuk menghasilkan sebaran suhu yang terjadi pada ruang pengering, sehingga biji kopi yang dikeringkan mencapai kadar air sesuai standar. Tujuan penelitian ini adalah mengamati pola sebaran suhu udara pada tungku biomassa, ruang pengering dan bahan biji kopi dan mengamati pola sebaran suhu yang dihasilkan di ruang pengering. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental dan analisis data dengan menggunakan pengambilan data secara duplo dilakukan dengan durasi pengeringan selama 5 jam. Variabel yang diamati yaitu waktu proses pengeringan, suhu udara, dan kadar air akhir biji kopi setelah proses pengeringan. lokasi pengamatan meliputi suhu udara masuk HE, Suhu udara keluar HE, Suhu masuk ruang pengering, suhu bahan, dan suhu keluar bahan. Hasil penelitian menunjukkan bawah sebaran suhu udara pada tungku biomassa rata – rata adalah 201.9 oC, ruang pengering 53.5 oC, dan biji kopi pada proses pengeringan biji kopi menggunakan mesin pengering biji kopi type rotary hybrid 32.5 oC. Suhu yang dihasilkan diruang pengering pada mesin pengering biji kopi type rotary hybrid terdiri dari suhu masuk ruang pengering rata – rata 53.5 oC, suhu bahan 32.5 oC, dan suhu keluar ruang pengering 41.4 oC. Nilai kadar air akhir biji kopi pasca proses pengeringan rata – rata adalah sebesar 14.2 % b/b.
====================================================================================
Coffee is one of the leading commodities in Indonesia, both for domestic and foreign needs. One of the coffee producers is located in Cilumping Village, Dayeuhluhur District, Cilacap Regency. The coffee produced by the village farmer group has already been shown in Germany. One of the obstacles faced by the coffee farmer group is that during the coffee harvesting process, the drying method is still done manually. The drying process relies on solar energy as the main source for drying. This method becomes ineffective when the rainy season arrives. One of the efforts is to do artificial drying using a coffee bean dryer. The principle is to provide additional heat energy from the heat from the combustion of biomass in the biomass furnace which is flowed into the drying chamber. Calculations of technical analysis and heat transfer analysis are fundamental factors to produce the temperature distribution that occurs in the drying chamber, The temperature produced in the drying room on the rotary hybrid type coffee bean dryer consists of an average drying chamber inlet temperature of 53.5 oC, material temperature of 32.5 oC, and a drying chamber exit temperature of 41.4 oC. The value of the final moisture content of coffee beans after the drying process on average is 14.2% w/w.so that the dried coffee beans reach the standard moisture content. The purpose of this study was to observe the pattern of air temperature distribution in the biomass furnace, drying room and coffee bean material and observe the temperature distribution pattern produced in the drying room. The method used in this study is experimental and data analysis using duplicate data collection is carried out with a drying duration of 5 hours. The variables observed were drying process time, air temperature, and the final moisture content of the coffee beans after the drying process. The observation locations include the temperature of the HE inlet air, the HE outlet air temperature, the drying chamber inlet temperature, the material temperature, and the material exit temperature. The results showed that the average distribution of air temperature in the biomass furnace was 201.9 oC, drying chamber 53.5 oC, and coffee beans in the coffee bean drying process using a rotary hybrid type coffee bean dryer 32.5 oC. and a drying chamber exit temperature of 41.4 oC. The value of the final moisture content of coffee beans after the drying process on average is 14.2% w/w.