KRITERIA MEMILIH PASANGAN HIDUP MENURUT PEMIKIRAN IMAM GHAZALI (Studi Pustaka Kitab Ihya’ Ulumiddin)

Menempuh kehidupan berrumah tangga tentu harus melalui gerbang pernikahan yang sah. Pernikahan yang sah harus melewati tahapan prosesi akad nikah sebagai sebuah transaksi hukum yang sangat sakral dalam agama Islam. Adapun tujuan utama pernikahan adalah terwujudnya jalinan keluarga yang tenteram, saling mencintai dan penuh kasih sayang atau sakinah, mawaddah wa rahmah. Pada gilirannya sebagai pra syarat terbentuknya keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah perlu bersandingnya pasangan suami istri yang saling melengkapi. Dari sinilah muncul ide penelitian berjudul: “Kriteia Memilih Pasangan Hidup Menurut Pemikiran Imam Ghazali, Studi Pustaka Kitab Ihya’ Ulumiddin”.
Penelitian ini bermaksud untuk mendalami tentang Kriteria Memilih Pasangan Hidup Menurut Pemikiran Imam Ghazali, Studi Pustaka Kitab Ihya’ Ulumiddin. Penelitian ini bertujuan mengetahui apa saja kriteria memilih pasangan hidup menurut Imam Ghazali sesuai pemikirannya yang termuat dalam kitab Ihya’ Ulumiddin. Selanjutnya dapat digali informasi; apa kriteria utama yang dapat mendukung terwujudnya keluarga yang harmonis. Pada gilirannya konsep yang ada bisa dipedomani sebagai panduan bagi para remaja muslim yang hendak menempuh masa pernikahan. .
Untuk mendalami kriteria memilih pasangan hidup menurut Imam Ghazali yang termuat dalam kitab Ihya’ Ulumiddin, penulis melakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif untuk mengetahui dan mendeskripsikan kriteria memilih pasangan hidup dan kriteria utamanya. Adapun metodenya analisis deskriptif yakni menyajikan data dengan kalimat atau bahasa untuk memperoleh keterangan yang jelas dan terperinci. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dipakai ialah: observasi, telaah kitab, kajian online dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kriteria Memilih Pasangan Hidup Menurut Pemikiran Imam Ghazali, Studi Pustaka Kitab Ihya’ Ulumiddin secara umum ada 2 (dua) yaitu: 1. Wanita itu halal dinikahi dan 2. Wanita yang bisa membawa kebaikan dan hasilnya maksud pernikahan. Adapun kriteria ke dua berkembang menjadi 8 ( delapan) kriteria, yaitu: (1) taat beragama dan shalihah, (2) baik budi pekertinya, (3) cantik mukanya, (4) ringan mas kawinnya, (5) subur dan produktif, (6) masih gadis, (7) bernasab mulia dan (8) tidak ada kekeranatan yang dekat. Dari delapan kriteria tersebut merupakan kriteria uatama adalah waniita yang taat beragama atau wanita solihah. Hal ini terlintas pada pernyataan Al-Ghazali; ‘fa hadza huwal ashlu” yang artinya ini adalah kriteria yang pokok. Begitupun pesan hadits menyatakan fadzhfar bidzaatiddien; pilihlah wanita yang memiliki akidah agama kuat.